Tag Archives: Drama korea
Perjalanan Waktu Pemungkas dalam Trailer Dark Musim Ke-3
Perjalanan Waktu Pemungkas dalam Trailer Dark Musim Ke-3 – Service streaming Netflix meluncurkan trailer musim paling akhir serial Dark yang memberikan indikasi perjalanan waktu pemungkas. Trailer berdurasi hampir dua 1/2 menit ini dibuka dengan pembicaraan di antara Jonas Kahnwald (Louis Hofmann) dengan Marthe Nielsen (Lisa Vicari). Jonas menanyakan dari tahun berapakah Martha berasal. “Tidak dari tahun berapakah, tapi dari semesta apa,” jawab Martha.
Martha mengatakan jika dia akan menolong Jonas mendapatkan asal-usulnya. Asal mula Jonas memang susah diketahui karena ada jalinan terselinap antara empat keluarga. Mereka berdua lakukan perjalanan waktu untuk pecahkan mirakel itu. Disamping itu, mereka berdua ingin menahan kiamat yang berlangsung di dua semesta tidak sama. Dalam trailer ini tercantum tulisan ‘siklus terakhir’, memberikan indikasi jika perjalanan waktu untuk terakhirnya pada musim ke-3 ini.
Dark musim ke-3 akan dikeluarkan pada 27 Juni akan datang, tetapi jumlah episodenya belum tahu. Disamping itu, musim pertama Dark terbagi dalam 10 episode serta musim ke-2 mempunyai delapan episode. Serial asal Jerman ini pertama-tama disiarkan pada Festival Film Toronto 2017. Kemudian, Dark tampil di Pusatfilm21 pertama-tama pada Desember 2017. Musim pertama menceritakan 2 orang anak yang lenyap di kota fiktif namanya Winden, Jerman. Momen itu buka rahasia serta jalinan terselinap antara empat keluarga.
Narasi makin dalam serta susah saat ada perjalanan waktu. Dark musim pertama berlatar tahun 2019, 1986, serta 1953. Cerita itu bersambung pada musim ke-2 dengan latar tahun yang semakin banyak serta susah. Ada lima latar waktu tidak sama, yakni 2020, 1987, 1954, 2053, serta 1921. Serial semi-supernatural ini dibuat oleh Baran bo Odar serta Jantje Friese. Kedua-duanya ikut memegang untuk produser eksekutif dengan Luegenbiehl, Erik Barmack, Quirin Berg, Amanda Krentzman, serta Justyna Musch.
Dark musim pertama termasuk sukses hingga jadi salah satunya serial non-bahasa Inggris yang terbanyak dilihat dengan cara global serta menandingi The Stranger Things
Dinilai Dukung Feminisme, Film Terbaru Gong Yoo Dikecam
Dinilai Dukung Feminisme, Film Terbaru Gong Yoo Dikecam. Film terbaru yang dibintangi Gong Yoo, Kim Ji-young, Born 1982, memicu perdebatan jelang dirilis di Nonton Layarkaca21 Online pada Oktober ini. Film tersebut diadaptasi dari novel karya Cho Nam-ju yang dirilis pada 14 Oktober 2016 dengan judul yang sama. Kim Ji-young, Born 1982 dinilai memicu perdebatan tentang feminisme. Melansir Yonhap, beberapa pihak berencana memboikot penayangan film tersebut karena dianggap menjadi simbol perjuangan perempuan di tengah patriarki Korea Selatan. Film yang dibintangi Jung Yoo-mi ini menceritakan kehidupan Ji-young, seorang perempuan yang setelah hamil dipaksa untuk keluar dari pekerjaan dan harus menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.
Banyak hal membuat Ji-young perlahan kehilangan jati diri lantaran ‘terperangkap’ dalam rutinitas sehari-hari. Lambat laun, Ji-young mulai jadi ‘gila’.
Kim dan Ji-young merupakan marga serta nama yang sangat umum di Korea Selatan. Namun, kisah Kim Ji-young dalam film ini dipengaruhi seksisme yang terjadi secara halus dan langsung.
Karakter Kim Ji-young dibuat oleh Cho Nam-ju, seorang penulis sekaligus ibu berusia 30 tahunan yang mengeksplorasi kehidupan perempuan sebayanya di negara berkembang Asia yang konservatif secara sosial.
Buku Kim Ji-young, Born 1982 menjadi sebuah fenomena di Korea Selatan setelah laris lebih dari 1 juta kopi dalam satu tahun dan direkomendasikan sejumlah idol seperti Irene Red Velvet, Choi Soo-young Girls’ Generation, RM BTS, serta Yoo Jae-suk.
Buku tersebut juga menarik perhatian politikus seperti Roe Hoe-chan yang mencuitkan dirinya memberikan buku tersebut kepada Presiden Moon Jae-in.
Meski mendapat dukungan, Kim Ji-young, Born 1982 juga memicu kontroversi terutama sentimen anti-feminis. Beberapa pembaca laki-laki menilai buku tersebut menggeneralisasikan laki-laki sebagai penindas. Padahal laki-laki, kata mereka, juga korban dari ketidaksetaraan gender seperti wajib militer yang hanya diharuskan bagi kaum adam.
Hal tersebut berujung pada ‘serangan’ kepada artis-artis yang mendukung buku tersebut melalui komen-komen jahat di akun media sosial.
Jung Yu-mi sendiri juga mendapat serangan ketika diumumkan akan menjadi pemeran utama dalam film tersebut. Penggemar berbalas-balasan komen dengan pihak yang menyerang Jung Yu-mi.
Pada April 2019, Korean Women’s Development Institute merilis hasil survei bahwa laki-laki di usia 20-30an lebih menunjukkan perilaku anti-feminis daripada pria usia 30 sampai 40-an tahun.
Hal itu terlihat dari sekitar 65,8 persen laki-laki berusia 20-an menilai feminisme sebagai bentuk kebencian terhadap pria. Tak hanya itu, sekitar 56,5 persen memilih untuk memutuskan kekasihnya apabila mengaku sebagai seorang feminis.